100th Post in 2014 : Seni, Rakyat dan Semangat Baru!

Halo semuanya!

Mural, galeri Salihara

Post ini adalah post spesial karena ini adalah post ke-100 untuk tahun 2014 di blog saya!  Kenapa begitu spesial?!  Karena saya nggak menyangka saya bisa menulis 100 posts dalam satu tahun! 

Saya nggak tahu harus bangga atau enggak, karena kebanyakan blog saya ini nggak jauh jauh soal curhat, hal hal sedih yang dikemas dengan bahasa yang tegar--kadang di dalam Bahasa Inggris sebagai 'tabir'.  Entah kenapa kalau dengan bahasa asing, tergantung dengan kenyamanan yang kita rasakan, kadang perkataan atau tulisan yang kita buat terasa tulus tapi ada juga rasa 'bodo amat', karena mungkin sebetulnya kita nggak menjiwai bahasa asing itu seperti kita menjiwai bahasa ibu sendiri.  Contohnya saya lebih nyaman menulis "Suck cock" ketimbang menulis "hisap kont*l"...  Karena, saya nggak merasakan ada beban di dalam Bahasa Inggris, tidak ada pertanggung jawaban.

Anyway... Post saya yang ke-100 sudah dinodai dengan kata kata yang seronoh.  Sebelum makin ngalur-ngidul, saya akan menulis hal hal yang perlu saya bagi... yakni tentang SEMANGAT!


Saya bahagia post ini bertepatan dengan dilantiknya Jokowi dan JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.  Lucunya seminggu belakangan, saya dan teman teman tim di kantor dibikin muter otaknya karena ramai orderan klien untuk bikin ucapan menyelamati pelantikan Jokowi-JK. Ya, kita cuma dibuat sibuk menulis copy dan mengatur design, tapi nggak menjiwai dan menyadari bahwa 20 Oktober mendatang, kita dipimpin oleh pimpinan yang baru.  

Alhamdulillah, pelantikan di hari Senin ini berjalan dengan lancar dan dukungan dari rakyat terlihat nggak ada duanya.  Semoga demokrasi bisa ditegakkan.  Walau sebetulnya demokrasi sendiri bagaikan pisau dua arah.  Bisa menghancurkan atau bisa memperbaiki negara.  Saya doakan juga masyarakat Indonesia terus mendukung Jokowi-JK dengan ekspektasi yang tidak berlebih, namun cukup sewajarnya.  Bukannya menuntut, tapi berjuang bersama... adil aja.

Belakangan ini saya juga mencari semangat diri.  Berbeda dengan hidup saya di Kuala Lumpur. Entah kenapa, walaupun saya ini orang Indonesia tapi ada tantangan tersendiri untuk beradaptasi dengan lingkungan, baik dengan tempat tinggal dan interaksi dengan orang orang yang saya temui tiap hari.  Saya ini orang Indonesia, tapi bukan orang Jakarta.  Maka dari itu, semuanya dimulai dari nol lagi. 

Serambi Salihara
Namun, berkat keberadaan keluarga dan teman teman, hidup di Jakarta jadi makin kerasan. Meskipun, ada beberapa hari rasanya sangat berat.  

Terapi yang saya temukan untuk hari hari yang berat adalah.... Komunitas Salihara


Lampion warna warni di teater atap....
Romantis... kalo saya dilamar disini, saya langsung bilang iya!
Mungkin, kalau boleh jujur, saya baru tahu Salihara setahun kemarin setelah terekspos dengan kultur dan hobi peserta dan volunteers Ubud Writers dan Readers Festival.  Saya penasaran dengan Komunitas Salihara ini, yang ternyata dimiliki oleh Bapak Goenawan Muhammad, jurnalis dan sastrawan Indonesia yang senior.  Setiap kali saya ke Salihara... pasti ketemu sama Bapak ini. Bahkan saat lagi canggung canggungnya memesan teh manis di kantin.

mejeng di depan teater
Kebetulan dari tanggal 13 September sampai 22 Oktober, Salihara tengah menggelar Festival Kelima yang bertajuk Di Seni Senang :  Happy Go Artsy.  Setiap hari Salihara diisi dengan penampilan seniman seniman ternama dari mancanegara dan dalam negeri

Saya tiga kali datang ke Salihara selama festival ini berlangsung.  Beberapa pertunjukan yang saya tonton adalah...




Papermoon Puppet Theater - Surat ke Langit, 28 September 2014 jam 5 sore...
Papermoon Puppet Theater adalah pertunjukan boneka/wayang modern yang dikemas dengan sangat professional.  Ketika saya menulis 'wayang' jangan bayangkan wayang kulit ya... 'wayang' yang ini menyerupai boneka hidup.  Nggak bisa saya jelaskan dengan kata kata rupanya.  Tapi dengan pencahayaan, tata panggung dan musik yang saling melengkapi, nyawa boneka boneka ini benar benar hidup.  Cerita kali ini adalah cerita sendu yang berjudul Surat Ke Langit.  Singkat kata pertunjukkan ini bercerita tentang kehilangan dan memang ditujukan kepada kolaborator/kerabat kru dari Filipina yang meninggalkan mereka karena aneurysm (pecah pembuluh darah)... di ujung penampilan, seperti air mata penonton belum cukup banjir saja.... ratusan perahu kertas diderek ke bawah panggung.  Disetiap perahu kertas itu tertulis pesan pesan dari surel penonton/penggemar Puppet Theater yang ditujukan kepada orang orang tercinta yang sudah meninggalkan dunia.  Papermoon Theater sendiri bermarkas di Jogyakarta dan sudah diundang ke festival seni di luar negeri juga. Di 2013, Papermoon Theater diundang tampil di UWRF.  Sayang saya nggak menonton, tapi ada teman saya yang sempat menonton.  Cerita pertunjukan saat itu adalah cerita tentang jaman 65... Wah Surat ke langit saja udah bikin saya mewek gimana nonton cerita yang itu ya?!

Papermoon kru setelah penampilan Surat ke Langit

Budrugana-Gana - Hand Theater dari Georgia, 18 Oktober 2014 jam 8 malam sampai jam 9.  Pertunjukan kali ini berjudul The Four Seasons of The Year.  Percaya atau tidak, semua pertunjukkan ini dibuat oleh tangan.  Pertunjukan ini memang menyerupai wayang.  Saya dibuat heran dan kagum karena tahu bahwa banyak yang bisa kita lakukan dengan tangan sendiri. Diakhir acara, kami beranjak ke teater atap untuk after party untuk makan makan dan wine tasting!

Kru Budrugana-Gana menerima rangkaian bunga

Mata Jiwa & Stand Up Comedy, 19 Oktober Jam 5 sampai selesai... FREE EVENT Mata jiwa adalah projek dari Anda Bunga (Tentang Seseorang, AADC) wah akhirnya bisa menonton Anda secara langsung sangat nostalgik dan berkesan, karena suara Anda memang sebagus itu!  Dan, nggak ada yang berubah dari tahun 2002 dulu.  

Matajiwa @ Serambi Salihara
Tentu saja saya pulang dengan membawa oleh oleh... yakni buku Mohammad Guntur Romli yang saya beli karena judulnya, dan juga Supernova ke 5!  Kelima!  Ya, kelima!  Rasanya Partikel baru terbit kemarin... Wah, gawat... bakal kecanduan ini.

Oleh oleh sastra akhir pekan....

Pada akhir kata, ya saya sangat menyenangi akhir pekan yang penuh dengan seni ini karena akhirnya saya tahu dimana saya harus berlari kalau saya sudah jenuh dengan ribetnya Jakarta.  

Dan Oh ya, berhubungan dengan itu semua... iseng iseng mau belajar design... saya jadi memperbaharui blog saya, gimana kelihatannya?

Love,
ADJMT

Comments

Popular Posts